Balap tikus, kata-kata ini tertancap di benak saya


Sumber gambar : Amazon UK

Assalamualaikum sahabat.. Bagaimana kabar hari ini? Semoga semua selalu sehat dan diberikan keberkahan usia dan rejeki ya aamiin

Oh iya tidak lupa ucapan terima kasih dan rasa syukur karena sahabat masih mau membaca catatan pena saya (n_n). Maafkan saya ya kalau masih banyak kekurangan =D..

Kali ini penulis mau membahas tentang salah satu buku yang sedang saya baca (sebenarnya buku ini udah lama di waiting list dan baru bisa dibaca sekarang. Ini pun bacanya masih suka enggak maju-maju halamannya. Mohon dimaklumi ya sahabat beginilah nasib emak rempong yang menyisihkan waktu untuk nyuri-nyuri ‘me time’. Maafkan saya yang masih suka keteteran dalam membagi waktu ini =[ ). But anyway, ada beberapa kata-kata dalam buku ini yang langsung menusuk ke hati, pikiran, dan jiwa saya. Membuat saya sadar bahwa apa yang dikatakan buku ini benar adanya. Iya, saya sudah melakukan kesalahan-kesalahan yang sama persis seperti apa yang tertulis di buku ini.

Oleh karena itu, saya ingin membagikan kepada sahabat apa sih kata-kata yang bisa membuat penulis sadar bahwa banyak sekali orang yang telah melakukan kesalahan-kesalahan yang sebenarnya dia sadar kalau itu salah tetapi mereka menutup mata untuk mencari solusinya. Apa sih maksudnya? Jangan kemana-mana ya sahabat. Stay tune terus disini nanti pasti saya bisikin deh kata-katanya (n_n).


“Nak, belajarlah kau dengan keras, dapatkan nilai bagus, agar kelak kau bisa mendapatkan kerja yang aman dan terjamin di perusahaan besar (Pegawai negeri sipil = PNS kalau bisa, kalau tidak ya perusahaan swasta yang bonafit).”

Siapa yang dari kecil terdoktrin seperti ini? Ayo yuk ngacung (n_n). Saya kenyang banget dengan pesan seperti diatas. Karena pesan itulah saya berusaha semaksimal mungkin untuk mempunyai prestasi gemilang dan Alhamdulillah tercapai. Setelah lulus dari kuliah saya pun berjuang dalam mendapatkan pekerjaan di tempat impian (perusahaan bonafit).

Sekali lagi Alhamdulillah doa saya diijabah, saya tidak lama menganggur dan saya pun bekerja di tempat bonafit beberapa kali (pernah saya ceritakan di tulisan saya yang lain).

Dulu keadaan seperti itu sudah sangat membuat saya bangga luar biasa. Tapi setelah membaca buku ‘Rich dad poor dad’ karya Robert T Kiyosaki (Kiyosaki). Kebanggaan saya langsung lenyap seketika.

Kata-kata di buku ini langsung menusuk bagai anak panah ke dalam benak, hati, dan jiwa saya. (Sah lebay amat ya =D). Inilah kata-kata yang membuat kebanggaan saya lenyap.

Pertama, “Kebanyakan orang tidak pernah melihat perangkap yang mengurung mereka”

Apa sih maksudnya? Kiyosaki menjelaskan hidup manusia selamanya dikendalikan oleh dua emosi : ketakutan dan ketamakan.
Pertama, rasa takut akan hidup tanpa uang. Karena rasa takut inilah yang memotivasi kita untuk bekerja keras. Kemudian setelah mendapatkan hasil dari kerja keras (slip gaji), ketamakan atau nafsu membuat kita mulai berpikir tentang semua hal indah yang bisa dibeli dengan uang. Nah inilah awal pola terbentuk dan menjadi perangkap bagi kita.

Pola apa sih? Iya pola yang akhirnya menjadi rutinitas sehari-hari kita. Yaitu pola bangun, bekerja, membayar tagihan, tidur. Kemudian bangun lagi, bekerja lagi, membayar tagihan lagi, berlaku terus seperti itu.
Saat kita bosan bekerja karena gaji tidak sesuai dengan kebutuhan, kemudian begitu atasan mengatakan selamat anda menerima kenaikan gaji, maka kita pun kembali menerima perangkap tersebut kembali.

Robert T Kiyosaki menganggap pola rutinitas sehari-hari tersebut seperti ‘balap tikus’. Jleb banget kan sahabat? Berarti kebanggaan saya selama ini hanya balap tikus saja (T_T). Mungkin bagi sahabat yang masih menjadi karyawan akan sangat tersinggung ya dengan istilah ini. Baik saya akan kasih pemaparannya pak Kiyosaki kembali.

Menurut beliau, ketakutan hidup tanpa uanglah yang membuat kita terjebak untuk bekerja. Tanpa kita sadari bahwa uanglah yang sudah mengendalikan hidup kita, dan kita menolak mengatakan kebenaran ini.

Kata-kata ini juga kembali menusuk sanubari saya loh sahabat. Karena saya teringat dengan firman Allah Subhanahu wata’alla dalam surat ath-thalaq (QS : 65) ayat empat. Yang artinya “Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.”

Sumber gambar : Tim media dewan masjid ahm 

Ya Allah, saya sudah lupa bahwa yang mengatur rejeki adalah Engkau bukan bos ataupun perusahaan bonafit itu. Ampunilah hambaMu ini ya Allah…

Alhamdulillah semenjak saya baca buku ini, saya semakin yakin juga bahwa keputusan saya resign dan belajar bisnis ini adalah jalan yang benar dan semoga jalan ini pula yang Engkau ridhoi. Aamiin aamiin ya Rabbal’alamin..

Satu kalimat lagi nih dari Kiyosaki yang juga cukup keras buat saya, begitu banyak orang berkata, ‘Oh, saya tidak tertarik dengan uang. Tapi mereka bekerja di suatu tempat selama delapan jam setiap hari. Itu menyangkal kebenaran.’

Menurutnya, penyebab utama kemiskinan atau masalah keuangan adalah ketakutan dan ketidaktahuan. Ketakutan dan ketidaktahuan yang melekat pada diri itulah yang membuat orang terjebak.

‘Uang adalah ilusi. Hidup manusia adalah pergumulan antara kebodohan dan ilusi. Belajarlah menggunakan emosi kalian untuk berpikir, bukan berpikir dengan emosi kalian. Pekerjaan hanyalah solusi jangka pendek untuk masalah jangka panjang.’

Kalimat-kalimat tersebut juga membuat saya ingat dengan kata-kata Ibnu Qoyyim, ‘Barangsiapa yang menyibukkan dirinya dengan bersandar pada Allah (bukan bersandar pada makhluk), maka Allah akan mencukupi kebutuhannya.’

Sumber gambar : line Teladan Rasulullah

Sahabat, maaf ya kalau ada yang tersinggung, bukan maksud saya ingin menyinggung loh ya. Saya sama sekali tidak menyalahkan pilihan sahabat yang menjadi karyawan ataupun yang menjadi pebisnis. Saya hanya ingin menyampaikan, kita memang harus berusaha dalam menjemput rejeki, baik dengan bekerja ataupun berbisnis. Yang mau saya ingatkan adalah bila kita sedang mengalami sebuah masalah maka janganlah kita bergantung kepada makhluk atau benda. Tetapi bergantunglah kepada Allah Subhanahu wata’alla. Karena sesungguhnya Dialah yang mencukupi kebutuhan hidup kita. Mintalah pertolongan kepadaNya. InsyaAllah perlahan jalan kita akan dimudahkan.
Sekali lagi tulisan ini merupakan pesan bagi penulis sendiri dan tidak ada niatan untuk menyinggung siapapun. Mari yuk kita merubah niat dan memperbaiki cara kita dalam menjemput berkah dariNya. Agar hati ini tenang dan tidak lagi merasa tidak cukup.
Semoga sahabat selalu diliputi keberkahan rejeki dan kebahagiaan aamiin.
Sumber referensi : Buku Rich Dad Poor Dad karya Robert T. Kiyosaki, Buku Ibnu Qayyim – Madarijus Salikin (Pendakian Menuju Allah) Penerjemah Kathur Suhardi, dan pustaka.islamnet.web.id.

Dari seseorang yang selalu mengharapkan ridhoNya.
Kebon jeruk, 10 Oktober 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yuk, Dapatkan 6 Keuntungan dengan Memanfaatkan Peluang Bisnis Coworking Space

5 Lesson Learned Drakor Twenty Five Twenty One untuk Remaja

6 Hal yang Perlu Disiapkan Saat Mudik