Mengapa Kita Diciptakan? Ini juga Salah Satu Pembelajaran Bagi Anak lo!

Assalamu’alaikum Sahabat Lithaetr,

Tak terasa Bulan Maret sudah hampir berakhir. Walaupun hari dan bulan terus berganti, semoga semangat kita tak akan pernah kendur ya sahabat. Apalagi untuk menimba ilmu untuk menjadi orangtua yang lebih baik, setuju?

Hari ini mau membahas tentang mengapa kita diciptakan? Mungkin sahabat pernah mendapatkan pertanyaan ini dari anak-anaknya, kira-kira sahabat akan menjawab apa? Ternyata, pertanyaan ini menurut para pakar parenting Islam adalah salah satu kewajiban orangtua dalam memberikan pembelajaran bagi anak lo. Nah, kalau sahabat masih bingung menjawab pertanyaan tersebut, bisa simak terus di sini ya,

Gambar: ummahat mengaji


Untuk Apa Kita Diciptakan? Sudah dijawab dengan jelas dalam Alquran dalam surah Adz-Dzariyat ayat 56,

Yang Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.”

Selain Alquran, ulama besar Islam bernama Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “Dalam ibadah itu terkandung mengenal, mencintai, dan tunduk kepada Allah. Bahkan dalam ibadah terkandung segala yang Allah cintai dan ridhoi. Titik sentral dan yang paling urgent dalam segala yang ada adalah di hati yaitu berupa keimanan, mengenal dan mencintai Allah, takut dan bertaubat pada-Nya, bertawakkal pada-Nya, serta ridho terhadap hukum-Nya. Di antara bentuk ibadah adalah shalat, dzikir, do’a, dan membaca Al Qur’an.” (Majmu’ Al Fatawa, 32/232).

Lalu, Ibnul Qoyyim rahimahullah mengatakan, “Tujuan yang terpuji yang jika setiap insan merealisasikannya bisa menggapai kesempurnaan, kebahagiaan hidup, dan keselamatan adalah dengan mengenal, mencintai, dan beribadah kepada Allah semata dan tidak berbuat syirik kepada-Nya. Inilah hakekat dari perkataan seorang hamba “Laa ilaha illallah (tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah)”. Dengan kalimat inilah para Rasul diutus dan semua kitab diturunkan. Suatu jiwa tidaklah menjadi baik, suci dan sempurna melainkan dengan mentauhidkan Allah semata.” (Miftaah Daaris Sa’aadah, 2/120).

Melihat pernyataan di atas maka anak-anak memang perlu diberikan pendidikan ruhiyah tentang ‘Ketauhidan’ tentang Allah Swt. sehingga mereka bisa memaknai mengapa kita diciptakan di dunia ini.

Alasan mengapa kita diciptakan di dunia juga diungkapkan oleh Pakar Parenting Islam dan Penulis Ustadz Harry Santosa. Inilah pendapat beliau, yang sekaligus bisa kita sebagai orangtua jadikan pedoman dalam mendidik anak-anak untuk menjaga ruhiyahnya.

Beliau mengatakan mustahil bila manusia diciptakan Allah Swt. tanpa adanya maksud atau tujuan. Mengapa kita melakukan sesuatu, mengapa kita ada, dan macam-macam pertanyaan lainnya. Oleh karena itu, manusia harus mengetahui apa misinya di dunia.

Misi adalah tugas untuk menyelesaikan maksud atau tujuan dari manusia diciptakan. Misi inilah yang menyetir kita setiap hari dalam beraktivitas sehingga tercapailah maksudnya atau tujuan itu. Misi juga sering disebut sebagai ‘Our Call’ atau panggilan untuk kita sebagai manusia. Alasan keberadaan manusia atau misi inilah yang membuat kita akan berharga di dunia maupun akhirat.

Kita itu berbeda dengan makhluk lainnya dan kita spesial, maka kita diciptakan untuk menjadi pemimpin. Inilah misi kita dan tujuan manusia adalah beribadah kepada Allah Swt.; maka dalam beraktivitas usahakan diniatkan untuk beribadah dan mencari ridho Allah Swt.; terkait sikap kita sebagai pemimpin, diperlukanlah akhlak karimah atau budi pekerti yang baik.

Untuk contoh budi pekerti yang baik, maka Rasullullah Saw. atau Nabi Muhammad Saw. pantas untuk disebutkan. Karena beliaulah teladan yang paling tepat untuk ditiru kesalihannya. Inilah yang juga perlu diajarkan kepada anak-anak. Kalau mereka memiliki teladan atau idola yang memang patut dijadikan contoh.

Gambar: aboutislam.net

Setelah kita mengetahui tujuan dan misi, maka manusia pun perlu membuat visi atau sesuatu yang kita cita-citakan. Agar menjadi seorang pemimpin maka kita harus bisa memberikan kebermanfaatan bagi sesama dan lingkungan. Oleh sebab itu, perlulah cita-cita luhur agar misi dan tujuan penciptaan manusia bisa tercapai.

Bila penanaman ini tertanam erat dalam diri anak-anak kita, maka generasi terbaik yang kuat agama, pemikiran, fisik, dan budi pekertinya akan lahir. Dalam diri anak-anak sudah tertanam untuk selalu berbagi, melayani dengan baik, dan memberikan usaha terbaik demi keridhoan Allah Swt. Sehingga mereka pun akan benar-benar tulus dalam melakukan setiap pekerjaan apapun. Karena niatnya adalah ibadah.

Kira-kira itulah hasil kesimpulan yang diambil penulis dari pemaparan Ustadz harry Santosa. Intinya anak-anak sebaiknya dididik dengan fitrahnya, sebagai umat beragama Islam maka fitrah anak-anak adalah Islam. Yuk, kembalikan pendidikan anak-anak kita dengan merujuk kepada Alquran dan hadist. Karena dari dua sumber itulah sejatinya terdapat peraturan-peraturan yang paling baik bagi manusia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yuk, Dapatkan 6 Keuntungan dengan Memanfaatkan Peluang Bisnis Coworking Space

5 Lesson Learned Drakor Twenty Five Twenty One untuk Remaja

6 Hal yang Perlu Disiapkan Saat Mudik