Bedong itu Berbahaya, Benarkah?

Bedong itu Berbahaya, Benarkah?

 

Assalamu’alaikum Sahabat Lithaetr,

Ini adalah tulisan pertama saya di blog ini dan tulisan kedua di bulan Juli. Maafkan nih belum bisa produktif seperti biasa lagi, karena masih meraba-raba waktu yang tepat untuk menulis lagi. Yah…. mohon dimaklumi ya sahabat, karena ada bayi mungil yang sedang mengisi hari-hari saya. Ini dia sekilas kisahnya Blessing Mom With Caesar Operation.

bedong yang aman
Gambar: pixabay.com

Fakta soal bedong,

By the way, karena saya sedang punya bayi, maka pembahasan saya kali ini adalah tentang bedong. Istilah bedong ini pasti sudah akrab banget buat para mommy, iya kan? Sebab jika kita habis melahirkan dan tinggal dengan orang tua pasti salah satu saran dari mereka adalah jangan lupa bayinya di bedong, betul? Nah, terkait bedong ini kemarin saya, suami, mas Hi, dan si bayi datang ke bidan, niatnya ingin mengimunisasi, namun karena si bayi lagi batuk pilek, jadilah ditunda dulu imunisasinya hingga batuk pileknya sembuh.

 

Terus apa hubungannya dengan bedong? Sebentar sahabat, ini baru mau saya ceritain. Waktu kami berkunjung ke bidan, beruntungnya hari itu ada dokter anak juga yang bertugas. Jadi, dalam seminggu ada 1 hari, dimana sang bidan senior berkolaborasi dengan dokter anak dalam memeriksa bayi dan anak-anak. Saat kami menunggu giliran, saya mendengar kalau bidan senior mengatakan, “Bedongnya dipakai sehabis mandi saja, ya. Kalau siang-siang seperti panas, kasian enggak usah dibedong.”

 

Jujur saat itu saya cukup kaget mendengar si bidan senior mengatakan hal tersebut, secara kalau melihat penampilan beliau, bidan tersebut seusia dengan orang tua kami. Yang menurut sepengetahuan saya, terkadang orang tua yang sudah tua enggan menambah informasi terbaru, tetapi ternyata si bidan senior tetap meng-upgrade ilmunya, sehingga beliau tetap memberikan informasi yang benar kepada pasiennya.

Karena bidan tersebut mengatakan bayi hanya boleh dibedong setelah mandi saja, saya pun berkesimpulan kalau bayi tidak boleh sering dibedong. Lalu, saya pun bertanya-tanya, sebenarnya bedong itu berbahaya atau tidak sih?

bedong berbahaya
Gambar: pixabay.com

Setelah membaca beberapa sumber, inilah kelebihan dari membedong bayi. Bayi baru lahir memiliki refleks moro. Apa itu releks moro?

Menurut klikdokter.com, refleks moro adalah suatu refleks alamiah yang dimiliki bayi pada bulan-bulan awal kelahirannya. Biasanya, refleks ini timbul karena adanya suara, sentuhan, atau perubahan cahaya mendadak. Refleks ini kadang membuat bayi kaget dan terbangun dari tidurnya.

Nah, bedong bermanfaat untuk mengurang efek dari refleks moro tersebut, sehingga bayi bisa tidur lebih nyenyak. Kemudian terkait dengan perkataan bidan di atas, ternyata memang benar bedong akan membuat bayi terasa lebih hangat.

Tindakan membedong bayi akan membuat seorang bayi merasa dalam keadaan hangat dan berada dalam ruangan sempit (yang mirip saat dia berada dalam rahim ibu). Sensasi ini akan membuat bayi tenang dan tidak rewel. (sumber: klikdokter.com (18/10/18).

Tetapi, selain kelebihan ternyata ada kelemahannya juga.

Berikut ini adalah kelemahan dari bedong:

1. Displasia panggul

Dari sumber alodokter.com, displasia panggul adalah kondisi dimana tulang-tulang sendi panggul tidak sejajar satu sama lain. Kondisi ini bisa saja terjadi jika membedong bayi terlalu ketat sehingga tidak ada ruang bagi bayi untuk menggerakkan kaki sehingga panggulnya juga ikut bergerak. Padahal saat berada dalam rahim ibu, posisi kaki bayi bengkok dan menyilang satu sama lain, bila ibu memaksa kaki bayi untuk lurus secara ketat, maka sendi-sendinya dapat mengalami dislokasi dan akhirnya merusak tulang rawan.

 

2. Sindrom kematian mendadak pada bayi (SIDS)

Diambil dari alodokter.com, SIDS ini adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan bayi berusia di bawah 1 tahun berkondisi sehat, tiba-tiba meninggal dunia tanpa diketahui penyebabnya. SIDS ini sering terjadi saat bayi sedang tidur. Menurut sebuah penelitian, SIDS ini bisa terjadi jika bayi sedang tidur kemudian dibedong dan diposisikan telungkup atau menyamping. Kemudian SIDS ini juga bisa terjadi bila bedongan bayinya terlalu longgar, sehingga kain berisiko bergeser dan menutupi mulut serta hidung bayi.

 

3. Infeksi pernapasan

 

Bila bayi dibedong terlalu ketat maka bayi bisa berisiko kepanasan dan mengalami infeksi pernapasan.

Setelah mengetahui 3 kelemahan bedong yang ternyata sangat berbahaya, saya jadi galau, sebenarnya boleh atau tidak sih membedong bayi? Untuk hal ini, saya kembalikan kepada sahabat semuanya. Kalau mau membedong boleh, tidak juga tidak apa-apa. Tapi kalau ingin membedong bayinya, sebaiknya perhatikan 5 tips berikut ini:

bagaimana cara bedong bayi
gambar: klikdokter.com

Dari beberapa sumber menyatakan kalau sebaiknya memerhatikan beberapa hal ketika ingin membedong bayi,

Pilih bahan bedong yang nyaman dan ketebalannya disesuaikan dengan kondisi udara agar bayi tidak kepanasan.
* Perhatikan kondisi bayi saat dibedong. Bila bayi memperlihatkan tanda-tanda sudah tidak nyaman dengan bedongnya, maka lebih baik bedong tersebut dilepas saja.
* Saat ingin membedong bayi, jangan memaksa untuk meluruskan kaki bayi, karena dapat mengganggu tulang pangkal paha. Jadi berikanlah sedikit ruang agar bayi masih dapat menggerakkan kakinya.
* Pastikan kain bedongnya tidak menutupi bagian wajah dan hidung.
* Bila sahabat kurang mahir membedong, gunakan saja bedongan otomatis yang sudah lebih moderen.
Itulah 5 tips membedong bayi yang aman. Jadi sahabat, sebaiknya kita tetap meng-upgrade ilmu pengetahuan seperti bidan senior yang saya datangi. Ilmu ini sangat dibutuhkan agar kita tidak salah dalam mengambil sebuah tindakan dan memperkecil resiko kesalahan. Ilmu apapun itu pasti sangat berharga bagi hidup kita, setuju? Baiklah sekian dulu tulisan saya kali ini. Silakan berikan tanggapan ya….

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yuk, Dapatkan 6 Keuntungan dengan Memanfaatkan Peluang Bisnis Coworking Space

5 Lesson Learned Drakor Twenty Five Twenty One untuk Remaja

6 Hal yang Perlu Disiapkan Saat Mudik