Yuk, Batasi Screen Time Anak dengan 5 Tips Ala Bunda Lithaetr
Assalamu’alaikum Sahabat Lithaetr,
Bagaimana keseruan acara 17-an di lingkungan rumahmu, pasti seru dan lucu-lucu,ya? Boleh berbagi di kolom komentar ya sahabat, tentang keseruan liburan atau acara 17-an kemarin. Sementara itu, saya pun akan berbagi cerita tentang keseruan kami sekeluarga waktu 17-an atau liburan kemarin. Setelah sebelumnya, saya pernah menulis tentang keseruan kami di Museum Maritim dan Perpusnas. Kali ini, saya akan berbicara tentang keseruan kami dalam membatasi screen time anak-anak. Mau tahu? Simak terus saja di sini ulasannya, ya sahabat.
Gambar: Buku Saku Mendidik Anak Di Era Digital-edLina |
Gambar di atas saja sudah bisa menjelaskan banyak hal, betul? Salah satu perbedaan yang mencolok adalah generasi. Bagi orang tua yang kelahiran di 80an dan 90an awal disebut generasi milenial atau generasi Y. Diambil dari tirto.id (28/4/2017), generasi Milenial, yang juga punya nama lain generasi Y, adalah kelompok manusia yang lahir di atas tahun 1980-an hingga 1997. Mereka disebut milenial karena satu-satunya generasi yang pernah melewati milenium kedua sejak teori generasi ini diembuskan pertama kali oleh Karl Mannheim pada 1923.
Sementara, anak-anak kita sekarang berada di generasi Z. Generasi Z adalah orang-orang yang lahir di generasi internet—generasi yang sudah menikmati keajaiban teknologi usai kelahiran internet (sumber: tirto.id (28/4/2017)). Maka dari itu, tidak bisa kita pungkiri kalau anak-anak generasi saat ini pasti terlihat begitu cepat mempelajari semua yang berkaitan dengan teknologi. Generasi Z ini pasti akan lebih tertarik dengan kecanggihan teknologi merupakan hal yang wajar, sebab memang mereka hidup di waktu yang seperti ini. Lalu, bagaimana kita bisa mengajarkan generasi Z ini bijaksana dalam penggunaan teknologi ini?
Sebagai orang tua yang masih memiliki 2 balita dan 1 bayi, pasti harus agak memutar otak, agar anak-anak tidak terlalu terpapar teknologi, khususnya gadget. Gadget di sini tidak hanya gawai atau telepon seluler (ponsel), tetapi juga televisi. Jujur, kami belum termasuk orang tua yang benar-benar no tv dan no ponsel. Kami masih membolehkan anak-anak kami memakai gadget, namun dengan batasan. Sebab, kami sangat menyadari kalau anak-anak akan mencontoh kedua orang tuanya. Kalau kami sebagai orang tua belum bisa melepaskan diri full dari gadget, maka kami harus bijaksana dalam penggunaannya.
Kami tahu kalau kemajuan teknologi itu ada manfaatnya seperti ini,
Gambar: Buku Saku Mendidik Anak Di Era Digital-edLina |
Gambar: Buku Saku Mendidik Anak Di Era Digital-edLina |
Maka, dari manfaat-manfaat inilah yang berusaha kami ajarkan kepada anak-anak. Namun, yang juga penting kita ketahui sebagai orang tua adalah batasan screen time-nya harus seperti apa. Screen time itu apa sih?
Screen time adalah waktu yang digunakan untuk menggunakan komputer, menonton televisi, ataupun bermain video games. American Academy of Pediatric (AAP) tidak merekomendasikan penggunaan media pada anak kurang dari 2 tahun karena anak sedang mengalami perkembangan di bidang kognitif, bahasa, sensorik-motorik, dan kemampuan sosial emosional mereka. Pada usia ini, anak memerlukan praktek langsung dan interaksi dari orang tuanya agar perkembangan mereka optimal (sumber: nutriclub).
“Hindari penggunaan screen time untuk anak berusia dibawah 2 tahun dan batasi penggunaan screen time tidak lebih dari 2 jam sehari untuk anak berusia lebih dari 2 tahun. Gunakan waktu tersebut untuk membaca, bermain, dan bereksplorasi di luar rumah, sehingga tumbuh kembang anak tetap optimal.”dr Vicka Farah Diba Msc SpA (sumber: nutriclub)
Nah, setelah mengetahui batasan screen time itu, saya mempunyai 5 tips ala saya ketika menerapkan batasan tersebut seperti,
Pertama, gunakan gadget untuk mengenalkan hal-hal yang penting.
Gambar: Buku Saku Internet Aman |
Hal ini selalu berusaha kami lakukan. Jadi, kami melakukan banyak kegiatan yang menghabiskan tenaga dan di luar rumah. Ini kita lakukan saat 17-an kemarin. Di pagi hari, kami sekeluarga melakukan olahraga dan pada siang sampai sore harinya, berjalan-jalan di transmart sambil foto-foto (gadgetnya untuk mengabadikan momen kebersamaan kami). Ini dia momen berkualitas keluarga kami,
Gambar: Dok Pribadi |
Gambar: Dok Pribadi |
Ketiga, membuat kesepakatan tentang Gadget Hours (Jam Onlline) dalam Keluarga.
Poin ketiga ini, saya dapatkan ilmunya ketika bergabung di ibu profesional. Ada 3 hal yang setidaknya perlu dikomunikasikan dan didiskusikan terkait gadget hours, antara lain:
Aktivitas kita dengan gadgetJam kerja kita dengan gadgetWaktu off kita dengan gadget
Setelah disepakati, maka patuhi cut off time (durasi waktu untuk berhenti) bersama. Saat tiba waktu gadget hours, semua dapat memanfaatkan gadget sesuai kebutuhan, dan saat selesai semua meletakkan gadget-nya. Dengan adanya kesepakatan gadget hours keluarga, sehingga penggunaan gadget tidak akan menjadi penghalang yang menjauhkan antar anggota keluarga, melainkan menjadi sarana yang mendukung prodiktivitas keluarga.
Keempat, melakukan pendampingan dan mengawasi saat anak menggunakan gadget.
Dirilis dari klikdokter (8/4/2019), salah satu peran orang tua adalah untuk memastikan bahwa anak, terutama anak di bawah umur, tidak mengakses konten yang tidak ditujukan untuk mereka. Karena itu, sangat penting bagi Anda untuk memberikan supervisi yang baik dalam penggunaan gawai serta media lainnya.
Kelima, berikanlah contoh nyata bahwa kita sebagai orang tua juga punya batasan screen time.
Kalau mau anak mempunyai screen time yang baik, maka yang utama harus berubah adalah orang tuanya dahulu. Bila ingin peraturan batasan screen time pada anak efektif, maka orang tua juga punya batasan yang jelas.
Menurut psikolog Elizabeth T Santosa atau yang biasa disapa Lizie, orang tua harus memberikan contoh dan menunjukkan konsistensi. Bagaimanapun juga anak akan mengikuti apa yang dilakukan orang tuanya (sumber: kompas (16/02/2016)).
Itulah 5 tips batasi screen time anak ala bunda Lithaetr. Kalau sahabat, bagaimana cara agar anak-anaknya bisa no gadget dan no tv juga? Silakan sharing juga di kolom komentar, ya sahabat. Terima kasih.
Komentar
Posting Komentar