Ramadhan Pergi-Ku Tak Mau Kembali Lalai
Assalamualaikum sahabat lithaetr, mari masuki dunia parenting, inspirasi, dan hiburan (musik, film, buku, dan drama Korea).
Ramadhan telah pergi meninggalkan kita, kita kembali menjalani kehidupan tanpa diiming-imingi pahala sejuta kebaikan. Pertanyaan sekarang, mampukah kita tetap istiqomah mengejar pahala sama seperti saat di bulan Ramadhan? Tentu saja pertanyaan tersebut menjadi tantangan semua umat muslim ke depannya, termasuk saya pribadi.
Mendapatkan pahala seribu bulan, kemudian dapat THR di saat hari lebaran, dan kebiasaan membeli sesuatu yang baru seperti baju, tas, sepatu, dan lain sebagainya, baik di saat akhir Ramadhan atau awal tahun ajaran baru, terkadang membuat kita bersemangat untuk berlomba-lomba mengejar pahala, dengan kebaikan. Diiming-imingi sesuatu hadiah akan membuat kita lebih tertantang untuk menyelesaikan sesuatu dengan saat baik, walaupun perlu perjuangan. Itulah yang sering kita lakukan di saat Ramadhan datang, tapi kita lupa untuk melakukan strategi kebaikan berkelanjutan sesudahnya.
Itulah yang menjadi PR besar bagi kita, khususnya saya pribadi. Bagaimana saya yang masih sering lalai ini bisa tetap menjaga semangat mengejar pahala setelah Ramadhan pergi. Inilah yang selalu menjadi harapan bagi saya pribadi dalam menjaga keimanan yang masih naik turun seperti rollercoaster.
Di usia yang semakin bertambah, seharusnya bekal keimanan dan ketakwaan juga semakin bertambah. Di mana pemikiran sudah mulai terpusat untuk mengejar kehidupan setelah kematian, sebaiknya kita memang perlu membuat strategi menjaga semangat mengejar pahala setelah Ramadhan. Hal tersebut diperlukan agar tetap istiqomah dalam beribadah kepadaNya.
Berkaca dari sikap Rasulullah Saw. yang semakin menambah kualitas ibadah kepada Allah Swt. di saat Ramadhan, tapi Baginda Nabi tidak pernah mengurangi ketakwaan di bulan-bulan lain, memang sebaiknya kita juga demikian. Tetap istiqomah untuk beribadah kepada Allah Swt. Mau tahu strategi apa yang setidaknya bisa kita lakukan? Yuk, tetap disimak tulisan sederhana berikut ini, ya.
Rasulullah Saw. pernah menyampaikan kalau Beliau lebih mencintai perbuatan baik yang sedikit, namun terus dilakukan secara terus menerus, daripada dilakukan banyak tetapi hanya sekali-sekali melakukannya. Pesan sederhana itulah yang menurut saya pribadi, menganjurkan kita agar mempunyai strategi mengejar kebaikan di luar Ramadhan. Hal tersebut perlu dilakukan agar keimanan kita tetap terjaga dan istiqomah.
Harapan setelah Ramadhan pergi
Menurut saya, ada beberapa strategi sederhana yang bisa kita lakukan,
Pertama, niatkan segala pekerjaan dan urusan kita untuk beribadah
Saya merasa niat beribadah adalah hal kecil yang mungkin sering kita lakukan. Semua pekerjaan yang kita lakukan adalah rutinitas sederhana, tapi yang menjadi aktivitas itu menjadi spesial adalah niatnya. Apalagi diniatkan untuk beribadah.
Kedua, perbanyak zikir, salawat nabi, dan istighfar di setiap waktu
Mencoba atau berusaha untuk terus dekat kepada Allah dengan zikir, salawat nabi, dan istighfar di setiap waktu. Pesan papa yang selalu saya ingat, “Banyakin zikir dan istighfar, Nak. Mau kamu lagi naik motor, lagi ngetik, masak, pokoknya kalau pas senggang, zikir dan istighfar, Nak.”
Pesan yang sama dan terus diulang-ulang oleh papa. Sederhana tapi dalam bagi saya. Apalagi setelah melihat film Omar lagi, selama Ramadhan kemarin betapa orang-orang yang sudah dijanjikan masuk surga saja, masih tetap semangat dan berlomba dalam mengejar pahala serta rida dari Allah Swt.
Ketiga, jangan menunda atau menyegerakan jika sudah berniat melakukan hal baik
Jika kita sudah berniat melakukan kebaikan sebaiknya segerakan seperti Salat wajib di awal waktu, bersedekah, berbuat baik terhadap tetangga, dan lain sebagainya.
Kita pun bisa menyebarkan kebaikan lewat tulisan, salah satunya ikutan event nulis bareng bersama Penerbit Rumedia. Bisa ikutan event ‘Ada Cerita di Balik Corona‘ atau ‘Pahlawan Hijrah‘.
Mau ikutan? Segera hubungi saya, ya. Terima kasih sebelumnya. Allah sudah menjamin akan tetap memberikan hidayah-Nya dan tetap membersamai orang-orang yang melakukan kebaikan secara terus menerus atau istiqomah. Hal tersebut terdapat dalam Alquran surah al-Ankabut ayat 69 yang artinya,
“Mereka yang sungguh-sungguh istiqomah mendekatkan diri kepada Allah maka Allah tunjukkan jalan hidayah-Nya, dan sesungguhnya Allah benar-benar bersama para hamba-Nya yang selalu berbuat baik.” (QS al-Ankabut [29]: 69).
Komentar
Posting Komentar