5 Metode Belajar Membaca yang Sering dipakai di Indonesia
5 Metode Belajar Membaca yang Sering dipakai di Indonesia
Assalamualaikum sahabat lithaetr, mari masuki dunia parenting, inspirasi, dan hiburan (musik, film, buku, dan drama Korea).
Alasan belajar membaca menjadi penting bagi anak-anak
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” – Firman Allah Swt. dalam Alquran surah Ar-Rad ayat 11.
Perubahan yang dimaksud di atas adalah menjadikan diri ini menjadi lebih baik dari sebelumnya. Diri sendirilah yang berperan aktif melakukan aktivitas yang membuat kita berubah menjadi lebih baik, tentu saja dengan cara mempelajari sesuatu hal positif. Salah satu kebiasaan agar mempelajari sesuatu hal positif bisa sukses, adalah dengan belajar membaca.
Seorang penulis buku Tom Corley, dalam bukunya “Rich Habits: The Daily Success Habits Of Wealthy Individuals“, mengatakan, kebiasaan dalam membaca akan membawa kesuksesan finansial.
Setelah ia melakukan penelitian, orang-orang yang memiliki penghasilan tinggi, memiliki kebiasaan membaca yang juga tinggi dibandingkan dengan orang-orang berpenghasilan rendah. Maka, pentingnya belajar membaca bagi peningkatan kualitas hidup manusia benar terbukti adanya.
Itulah alasan mengapa belajar membaca mengapa penting untuk dipelajari anak-anak, setelah memberikan pengetahuan soal idola yang tepat baginya, sekaligus mempelajari dan menerapkan tumbuh kembang yang baik bagi anak-anak. Memiliki anak-anak yang tumbuh di era digital memang penuh dengan tantangan, oleh karena itu, orang tua perlu menerapkan beberapa strategi jitu dalam pembentukan karakter anak-anak ke depannya.
Baca juga:
Salah satu strategi jitunya adalah dengan mendekatkan anak-anak dengan kegiatan membaca sedini mungkin. Jika aktivitas membaca sudah mendarah daging dalam diri anak-anak, InsyaAllah keinginan untuk terus belajar juga akan tercipta dengan sendirinya. Itulah mengapa belajar membaca bagi anak-anak itu penting.
Baca juga:
Maka dari itu, bukankah kita sebagai orang tua sebaiknya mengenal dan mengetahui, apa saja metode-metode belajar membaca yang ada di Indonesia. Mau tahu apa sajakah metode-metodenya? Tetap simak penjelasannya di sini.
Metode belajar membaca yang sering dipakai di Indonesia
Apa itu metode? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ada 4 arti atau makna dari metode. Namun, saya akan menuliskan 2 makna saja, yang sekiranya tepat dengan pembahasan kita kali ini. Pertama, cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
Kedua, prinsip dan praktik pengajaran bahasa, misalnya metode langsung dan metode terjemahan. Penulis Meliyawati, dalam bukunya “Pemahaman Dasar Membaca”, menuliskan tentang pengertian metode. Ia menjelaskan, metode berasal dari bahasa Yunani methodos, yang artinya jalan atau cara. Dalam dunia pengajaran, metode adalah rencana penyajian bahan yang menyeluruh dengan urutan sistematis berdasarkan approach tertentu. Jadi, metode merupakan cara melaksanakan pekerjaan, sedangkan approach bersifat filosofis atau aksioma. Karena itu, dari suatu approach, dapat tumbuh beberapa metode.
Penulis Buku Riduan M, dalam bukunya “Belajar Membaca Metode MSK (Membaca Suku Kata)”, menyebutkan ada 5 metode belajar membaca yang biasa digunakan di Indonesia, yaitu:
1] Metode dieja
Metode dieja adalah metode klasik dan merupakan metode yang sudah sangat lama bertahan di Indonesia, bahkan lebih lama dari usia EYD.
Setelah membaca tentang metode tersebut, saya teringat ketika belajar membaca saat sekolah dulu. Saya ingat betul, kalau saya belajar membaca dengan metode dieja ini. Pasti sahabat juga masih ingat dengan kalimat, ‘Ini Ibu Budi’, kan? Itulah yang dimaksud dengan metode dieja.
2] Metode abjad dan bunyi (Ba-Bi-Bu-Be-Bo)
Metode abjad dan metode bunyi, juga merupakan metode yang sudah sangat tua. Dalam penerapannya. kedua metode tersebut sering menggunakan kata-kata lepas. Perbedaan antara metode abjad dan bunyi terletak pada pengucapan huruf. Pada metode abjad, huruf yang diucapkan sebagai abjaf a, be, ce, dan seterusnya. Sedangkan metode bunyi, huruf diucapkan sesuai bunyinya seperti Ba-Bi-Bu-Be-Bo dan seterusnya.
Metode ini memang dapat menggantikan metode dieja, tapi menurut Riduan, metode tersebut tidak praktis dan cenderung hapalan. Perumusan metode ini hanya mengubah konsonan dan vokal, serta tidak dirumuskan secara runtut, contoh:
- Kaki saya
- Tari Bali
Susunan tersebut diambil dari hapalan bunyinya atau Ba-Bi-Bu-Be-Bo sampai dengan za-zi-zu-ze-zo, dengan menggabungkan sesuai bacaan yang diharapkan.
3] Metode kurikulum
Metode kurikulum adalah metode yang mendapat bimbingan dari pemerintah. Guru-guru harus mengikuti berbagai workshop metode kurikulum secara langsung, dengan harapan akan memperoleh standar kompetensi kompetensi dasar, hasil belajar, dan materi pembelajaran yang bersumber dari silabus yang sama. Tak hanya itu, para guru juga harus mampu mengembangkan metode pembelajarannya. Bagi kita para orang tua akan sulit mengikuti karena selalu berubah-ubah.
4] Metode fanik
Metode ini telah diterapkan di beberapa ibukota propinsi di Indonesia khususnya Jakarta. Dari bimbingan metode ini, terdapat 4 indikator belajar membacanya:
a] Menyimak
Pembelajaran dilakukan dengan bercerita dan menyanyi dengan panduan lagu A sampai Z.
b] Berbicara
Pembelajaran dilakukan dengan memberikan buku gambar sering dan pertanyaan kritis pada anak dengan tujuan dapat menyimak, konsentrasi, dan memperkaya kosakata.
c] Menulis
Merupakan program persiapan motorik, pengetahuan bunyi, dan huruf sehingga anak dapat konsentrasi mengoordinasikan mata dan mengembangkan persepsi.
d] Membaca
Pada tahap ini anak belajar membaca dari tatanan paling mudah sampai yang paling rumit, yaitu fonem, suku kata, dan kalimat dimulai dari konkret sampai abstrak.
Menurut Riduan, metode ini hanya bisa diterapkan di kota besar yang memiliki sarana dan pra sarana penunjang pendidikan yang memadai. Sementara di kota-kota di pelosok yang sarana dan orang sarana yang kurang memadai, akan sulit menerapkan metode ini.
5] Metode membaca suku kata (MSK)
Riduan berpendapat, sebagian besar orang tua yang memiliki anak usia dini, cenderung menggunakan metode dieja dan abjad serta bunyi, dalam proses mengajari anak-anak belajar membaca, daripada menggunakan metode kurikulum dan fanik. Hal tersebut dikarenakan metode dieja dan abjad serta bunyi, lebih dikenal serta populer bagi masyarakat Indonesia, dan cara pengajarannya mudah tidak membutuhkan bimbingan serta aturan khusus yang sulit dipahami. Jadilah, metode lama tersebut terus menerus menjadi metode yang paling sering digunakan.
Ia menjelaskan, jika orang tua ingin berubah sebenarnya ada metode MSK, yang dapat membantu anak-anak belajar membaca lebih menyenangkan. Metode tersebut begitu praktis dan sederhana, sebab bertujuan untuk diterapkan bagi anak-anak usia pra sekolah.
Penerapan metode belajar membaca MSK, ada 3 tahap,
a] Anak membaca kalimat sederhana dengan tepat dan benar, yang terdiri dari konsonan dan vokal, satu sampai tiga suku kata, bermakna atau tidak.
b] Anak sudah dapat membaca buku pelajaran sekolah dengan sempurna
c] Dalam tahap ini anak sudah menguasai metode MSK dengan sempurna dan dapat membaca apa pun versi Indonesia.
Itulah kira-kira gambaran 5 metode belajar membaca yang paling sering digunakan di Indonesia. Setelah mengetahui metode belajar membaca yang sering dipakai di Indonesia, para orang tua diharapkan bisa memberikan stimulus agar anak-anak lebih dekat dengan kegiatan membaca, agar ke depannya rasa keinginan untuk belajar bisa terus menerus tumbuh dalam diri anak-anak.
Lalu pertanyaan selanjutnya, metode apa yang cocok digunakan bagi keluarga kita? Simak terus tulisannya di just my pensive atau di menilik hati.
Sumber referensi:
Komentar
Posting Komentar