5 Pelajaran Penting dari Finlandia, yang terdapat dalam Ajaran Islam

5 Pelajaran Penting dari Finlandia, yang terdapat dalam Ajaran Islam

Finlandia
5 Pelajaran penting dari Finlandia, yang terdapat dalam ajaran Islam

 

Assalamualaikum sahabat lithaetr, mari masuki dunia parenting, inspirasi, dan hiburan (musik, film, buku, dan drama Korea).

 

Jika ada yang di posisi terendah, pasti ada yang di posisi tertinggi. Itulah lika-liku kehidupan. Selalu akan ada 2 sisi yang saling bertolak belakang. Jika Indonesia memiliki minat membaca rendah, lalu negara manakah yang memiliki minat membaca tertinggi? Jawabannya adalah negara Finlandia.

 

Diambil dari sumber kompas.com (18/3/2016), Dalam sebuah studi yang dilakukan John Miller, Presiden Universitas Central Connecticut State di New Britain, menempatkan Finlandia sebagai negera paling terpelajar di dunia. Riset ini menekankan pada hasil ujian literasi dan juga melihat apa yang disebut sebagai “karakteristik sikap terpelajar”, misalnya jumlah perpustakaan dan koran hingga lamanya sekolah serta ketersediaan komputer di sebuah negara. Risetnya tersebut tidak melulu hanya melihat kemampuan penduduk sebuah negara dalam membaca atau menulis, tapi penelitian itu mencoba menyusun peringkat negara-negara berdasarkan “perilaku terpelajar dan sumber daya yang mendukungnya”.

 

Finlandia mendapatkan peringkat tertinggi karena secara budaya warga negara ini sangat gemar membaca. Selain itu, dalam penelitian yang berbeda, Finlandia juga tetap mendapatkan predikat tertinggi untuk minat membaca. Dirilis dari blog.ruangguru.com (10/4/2016), Berdasarkan sebuah survei Program for International Student Assessment (Pisa), yang dirilis oleh Organization for Economic Co-Operation and Development (OECD) pada tahun 2000 lalu, negara dengan sistem pendidikan terbaik adalah Finlandia. Survei ini dilakukan dengan membandingkan pelajar usia 15 tahun di berbagai negara untuk bidang baca-tulis, matematika, dan sains.

 

Sebenarnya apa sih, yang bisa kita pelajari dari negara ini? Yuk, tetap terusin bacanya di sini ya, sahabat.

Ternyata banyak pelajaran yang bisa diambil dari Finlandia ini, tapi kali ini penulis hanya mencoba membahas beberapa pelajaran saja.

 

1] Pembelajaran seumur hidup

 

belajar sepanjang hayat
Belajar sepanjang hayat

 

Penulis, Ratih D. Adiputri, dalam bukunya ‘Sistem Pendidikan Finlandia, Catatan dan Pengalaman Seorang Ibu’, menyampaikan, moto pendidikan negara Finlandia adalah “pembelajaran seumur hidup” dan berdasarkan ide tersebut, orang-orang di Finlandia selalu dan akan terus belajar hal baru sepanjang hidupnya, baik secara formal maupun informal. Pembelajaran seumur hidup ini menjadi penting di tengah lingkungan kehidupan dunia yang terus berkembang dan selalu cepat berubah sepanjang waktu.

 

Moto yang dipakai oleh Finlandia ini, ternyata sejalan dengan apa yang tertulis dalam hadist. Ada 2 hadist yang bisa merepresentasikan tentang pentingnya belajar sepanjang hayat.

 

Pertama, sebuah hadist riwayat Bukhari berikut ini,

 

“Tuntutlah ilmu dari buaian sampai meninggal dunia.” (HR. Bukhari).

 

Kedua, sebuah hadist riwayat Tirmidzi berikut ini,

 

“Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia makan wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat, maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka wajib baginya memilih ilmu.” (HR. Tirmidzi).

 

Baca juga:

 

2] Pendidikan setara untuk semuanya

 

pendidikan setara
Pendidikan itu setara untuk semuanya

 

Salah satu prinsip pendidikan di Finlandia adalah “non-discrimination and equal treatment”, yang artinya pendidikan setara untuk semuanya. Tidak ada diskriminasi bagi semua warga yang tinggal di Finlandia dalam hal pendidikan. Semuanya mendapatkan perlakuan yang sama. Maka wajar, bila negara Finlandia juga disebut sebagai negara dengan kesenjangan pendidikan terkecil di dunia.

 

Untuk biaya pendidikannya di Finlandia ditanggung oleh negaranya. Sistem pendidikan di negeri seribu danau ini dibangun atas kesetaraan. Seluruh warga dapat merasakan kesempatan belajar yang sama tanpa dibatasi status ekonomi, profesi, dan lokasi.

 

Dirilis dari republika.co.id (25/6/2019), dalam soal kesetaraan, Islam memang terkenal sebagai agama yang sangat teguh mempertahankan penegakkan kesamaan derajat. Islam tidak mendiskriminasi manusia, baik dari ras, warna kulit, status soal, status ekonomi, dan lain sebagainya. Hal tersebut sudah terdapat dalam Alquran surah Al-Hujurat Ayat 13,

 

Allah Swt. berfirman, “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

 

3] Menyerahkan sesuai ahlinya

 

ahlinya
Menyerahkan sesuai ahlinya

 

Saya terkesan saat penulis Ratih D. Adiputri bercerita kalau di Finlandia itu, bekerja sesuai dengan ijazahnya atau sertifikat kursus keterampilan yang dimilikinya. Beliau mengatakan, Finlandia memberikan kesempatan belajar dan berkembang bagi setiap orang tanpa pilih-pilih umur atau latar belakang. Oleh karena itu, untuk mengerjakan sesuatu, seseorang harus dianggap mampu atau memiliki kompetensi akan hal tersebut, yang biasanya dibuktikan dengan ijazah atau sertifikat pendidikan.

 

Untuk menjadi supir bus di Finlandia, ia menjelaskan, perlu menempuh pendidikan dahulu selama 2 tahun. Aspek yang diajarkan tidak hanya cara menyetir bus yang aman dan tertib di jalan, namun berhitung atau ilmu akuntansi dasar, ilmu umum tentang mesin bus, mesin penghitung uang (kassa), dan mempelajari alat-alat elektronik yang tersedia di dalam bus. Bahkan, supir bus pun perlu mempelajari ilmu pelayanan pelanggan.

 

Melihat prinsip tersebut, saya pun teringat tentang ajaran Islam yang mengharuskan kita untuk menyerahkan segala sesuatu kepada ahlinya, kalau tidak kehancuran-lah yang kita dapatkan. Dari sumber sindonews.com (7/11/2019), Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) As-Shidqu Kuningan, Habib Quraisy Baharun pernah mengulas ancaman bagi yang menyerahkan urusan kepada yang bukan ahlinya. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw., “Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu.” (HR. Al-Bukhari).

 

4] Mengedepankan budaya membaca

 

budaya membaca
Mengedepankan budaya membaca

 

Ratih D. Adiputri menjelaskan, moto belajar itu sepanjang hayat, sangat merasuk ke jiwa orang-orang Finlandia, makanya tidak heran jika perpustakaan sudah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakatnya. Perpustakaan di Finlandia didukung dengan sarana penunjang yang moderen dan punya koleksi buku nan lengkap. Bahkan, perpustakaan Finlandia tidak saja memiliki koleksi buku-buku lengkap, tapi juga ada koleksi film, audiobook, dan buku elektronik atau ebook (lengkap dengan peralatan elektronik untuk membacanya atau tablet yang dapat dipinjam dan dibawa pulang untuk waktu tertentu). Namun untuk anak-anak, perpustakaan juga menawarkan peminjaman mainan untuk anak-anak dan alat-alat musik, seperti gitar dan ukulele, yang dapat dipinjam selama dua minggu.

 

Masalah membaca ini sudah jelas terdapat dalam Alquran dan menjadi wahyu pertama yang turun kepada Rasulullah Saw.

 

5] Memuliakan guru

 

guru
Memuliakan guru

 

Sebagai negara dengan pendidikan terbaik di dunia, guru menjadi profesi terhormat dan membanggakan di Finlandia. Bahkan, profesi ini begitu diidam-idamkan oleh para kaum muda di Finlandia. Oleh sebab itu, agar bisa diterima menjadi seorang guru, Finlandia melakukan seleksi yang ketat.

 

Dilansir dari republika.co.id (27/4/2020), hormati guru, kunci keberhasilan belajar menurut Islam. Imam Az-Zarnuzi dalam karangannya ‘Ta’lim Al Muta’allim’, berkata, “Seseorang tidak akan sampai pada suatu tujuan kecuali dengan penghormatan dan tidak akan terjatuh kecuali dengan meninggalkan penghormatan.”

 

Beliau mengatakan, penghormatan itu lebih utama daripada ketaatan. Begitulah Islam dalam memulai seorang guru.

 

Itulah 5 pelajaran yang bisa kita ambil dari Finlandia. Ternyata pelajaran-pelajaran tersebut juga terdapat dalam ajaran agama Islam. Yuk, para orang tua marilah kita mendekat dan kembali belajar dari agama kita sendiri, demi pengasuhan yang terbaik bagi anak-anak.

 

Sumber informasi:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yuk, Dapatkan 6 Keuntungan dengan Memanfaatkan Peluang Bisnis Coworking Space

5 Lesson Learned Drakor Twenty Five Twenty One untuk Remaja

6 Hal yang Perlu Disiapkan Saat Mudik