3 Permainan Asyik Terkait Idul Adha yang Bisa Dilakukan di Rumah

3 Permainan Asyik Terkait Idul Adha yang Bisa Dilakukan di Rumah

Permainan asyik idul adha

 

Assalamualaikum Sahabat Lithaetr, mari masuki dunia parenting, inspirasi, dan hiburan (musik, film, buku, dan drama Korea).

 

Tulisan kedua bulan ini masih terkait dengan Ibu Profesional (IP). Kali ini saya mencoba menyelesaikan tantangan dari rumah belajar (rumbel) menulis (RBM) IP Jakarta. RBM menantang para anggotanya untuk menuliskan tema tentang Idul Adha pada Masa Pandemi. Oleh karena itu, saya mencoba menuliskan pengalaman tentang kegiatan yang sudah saya lakukan bersama anak-anak selama pandemi ini.

 

Pandemi, membuat saya belajar untuk terus mencari permainan asyik yang bisa dimainkan bersama anak-anak. Tentu saja hal itu tidaklah mudah, apalagi saya termasuk yang tidak suka dengan kegiatan kerajinan tangan dan kesenian (KERTAKES) sewaktu sekolah dulu. Tapi karena sudah menjadi orang tua dan saat Corona datang kami dipaksa untuk banyak melakukan kegiatan dari rumah saja, jadilah saya menantang diri saya untuk mencari inspirasi ide permainan buat anak-anak.

 

Hampir 4 bulan berkegiatan dari rumah, membuat kami merayakan 2 hari besar Islam juga di rumah saja. Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. Sebagai ibu dari 3 anak yang masih kecil-kecil (berada di tahapan usia yang masih belajar dengan sesuatu nan konkret), jadilah saya masih harus mengenalkan segala sesuatunya secara nyata atau dengan sesuatu yang bisa dirasakan, dilihat, dipegang, dan disentuh.

 

Itulah mengapa saya perlu mengenalkan hari raya besar Islam, khususnya Idul Adha kepada anak-anak secara nyata terlebih dahulu. Bagaimana saya mengenalkannya ke anak-anak? Tetap ikutin terus cerita saya di sini.

Apa itu Idul Adha?

 

Diambil dari sumber detik.com (15 Juli 2020), Idul Adha adalah salah satu hari raya umat Islam. Perayaan Idul Adha ini dilakukan bersamaan dengan ritual ibadah haji di Mekkah, yaitu ketika para jemaah haji tengah berkumpul di Arafah.

 

Makanya Idul Adha juga sering disebut dengan Lebaran Haji. Selain itu, Idul Adha ini juga identik dengan hari raya kurban. Mengapa disebut hari raya kurban? Dirilis dari republika.co.id (31 Juli 2020), Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, KH Cholil Nafis mengatakan, Idul Adha adalah momentum untuk mengingat kembali sejarah manusia dalam berkurban. Mulai dari kurban yang dilakukan anak Nabi Adam AS, yaitu Qabil dan Habil, sampai kurban yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS bersama anaknya Nabi Ismail AS.

 

Mengenalkan Idul Adha kepada anak

 

Dua hal di atas itulah, yang menjadi dasar pedoman saya dalam mengenalkan Idul Adha kepada anak-anak. Pertama tentang Haji dan Kedua tentang cerita kurban. Sebab, kedua hal tersebut yang menurut saya paling bisa nyata dilihat dan dirasakan. Lalu, bagaimana caranya mengenalkan anak-anak dengan Idul Adha?

 

Saya teringat sebuah tulisan dari seorang rekan di Ibu Profesional, yaitu Mbak Annisa Miranty Gumay atau yang biasa disapa dengan sebutan Mbak Chaca. Beliau menulis tentang hal yang pernah disampaikan oleh dua pencetus lahirnya IP, yaitu Ibu Septi Peni dan Bapak Dodik Mariyanto. Dua petinggi di IP ini pernah menyampaikan tentang 3 hal yang tidak akan pernah ditolak oleh anak-anak. Apa sajakah itu?

 

  • Kejutan
  • Hadiah
  • Bermain

 

Dari tiga hal itulah saya mencoba mengenalkan Idul Adha kepada anak-anak. Tapi, dikarenakan masih di masa pandemi, saya mencoba menggunakan pendekatan bermain sebagai langkah mengenalkannya.

 

Permainan asyik terkait Idul Adha

 

Memiliki anak-anak yang masih berada di tahapan konkret itu memang sistem belajarnya tipe sersan (serius tapi santai) atau bermain sambil belajar. Jadilah saya memilih permainan yang bisa memasukkan sedikit-sedikit pengetahuan atau informasi kepada anak. Permainan apa sajakah itu?

 

  1. Membacakan kisah sambil membuat pohon keluarga

 

Menceritakan siapa itu Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, menurut saya akan lebih seru dan mengasyikkan kalau sambil membuat pohon keluarga. Sebelumnya, saya mengajak anak-anak membuat pohon keluarga kami, agar dia paham dahulu gambaran tentang keluarga dan isinya. Barulah menceritakan tentang kurbannya.

Mengapa saya menggunakan metode ini? Agar anak-anak paham kalau dalam keluarga itu harus memiliki hubungan yang baik, karena dilandasi oleh ketakwaan dan ketaatan kepada Allah Swt. Selain itu, anak-anak juga bisa mengenalkan kalau Allah Swt. pasti akan selalu memberikan jalan keluar dari setiap masalah kepada hamba-Nya yang beriman dan bertakwa.

Family tree versi idul adha

 

  1. Mengenal hewan kurban dengan menggambar

Hewan kurban idul adha 

Ya, namanya juga anak-anak yang masih berada di tahapan belajar secara konkret, wajarlah kalau yang paling diingat itu adalah kurbannya  dan acara makan-makan setelah mendapatkan daging kurbannya. Bagi saya hal tersebut tidak apa-apa, karena buat saya yang penting mereka tahu, senang, dan menikmati acara hari raya kurban ini.

Dikarenakan masih berada di keadaan pandemi, saya tidak begitu berani membiarkan anak-anak terlalu lama melihat hewan-hewan kurban tersebut di luar rumah, jadilah saya memilih bermain mengenal hewan kurban dengan menggambar.

Mengapa saya memilih permainan ini? Menurut saya, dalam permainan ini anak-anak bisa tahu apa itu hewan herbivora, lalu bisa tahu jumlah bilangan dari menghitung kaki hewan kurban ada berapa, kemudian mereka juga bisa tahu hewan-hewan apa saja yang boleh dijadikan sebagai hewan kurban. Alhamdulillah, dari kegiatan sederhana, anak-anak juga bisa belajar tentang berbagai macam hal.

 

  1. Membuat mini ka’bah dari kardus dan karton bekas

 

Selain berkurban, saya merasa perlu mengenalkan ibadah haji kepada anak-anak. Oleh karena itu, bermain membuat mini ka’bah dari kardus dan karton bekas, bisa menjadi permainan asyik dan seru buat mereka.

Mengapa saya memilih bermain ini? Sebab, saya bisa mengajarkan apa itu bangun datar dan bangun ruang, apa itu persegi empat dan kubus, lalu anak-anak juga bisa merasakan sensasi senangnya melihat ka’bah, walaupun hanya maket mini-nya saja.

Bagi saya, anak-anak bisa menemukan enaknya, nyamannya, menyenangkannya, dan asyiknya belajar itu lebih penting, dibandingkan dengan seberapa banyak informasi atau pengetahuan yang harus dia dapatkan. Sebab, begitu anak-anak mengetahui asyiknya belajar, di kemudian hari mereka akan merasakan sendiri betapa tidak enak bila dirinya tidak belajar. Hal itulah yang ingin saya tanamkan ke anak-anak.

“Belajar adalah sebuah kebutuhan seumur hidup”

 

Yups, itulah 3 permainan asyik terkait Idul Adha yang bisa dilakukan di rumah. Nah, kira-kira sahabat Lithaetr punya ide permainan asyik apa lagi, biar anak-anak semakin mengenal tentang keindahan agama Islam? Kalau sudah ada yang punya idenya, silakan berikan komentar dan sarannya di kolom yang tersedia, ya. Terima kasih.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yuk, Dapatkan 6 Keuntungan dengan Memanfaatkan Peluang Bisnis Coworking Space

5 Lesson Learned Drakor Twenty Five Twenty One untuk Remaja

6 Hal yang Perlu Disiapkan Saat Mudik