7 Cara Komunikasi Seksualitas Pada Anak
7 Cara Komunikasi Seksualitas Pada Anak
Assalamualaikum Sahabat Lithaetr, mari masuki dunia lifestyle, parenting, inspirasi, dan hiburan (musik, film, buku, dan drama Korea).
Sebenarnya, apa yang membuat orang tua masih merasa risih berbicara tentang seks dan seksualitas pada anak? Jika merujuk kepada pendapat para ahli dan buku pedoman hidup (Alquran dan Hadist), komunikasi seksualitas yang aman untuk anak itu dimulai dari keluarga, khususnya orang tuanya.
Lalu, bagaimana cara komunikasi seksualitas dan seks yang baik pada anak? Marilah kita sama-sama belajar di sini.
Pendidikan seksualitas dimulai dari keluarga
Topik pendidikan seks dan seksualitas ini menjadi salah satu pembahasan di zona ke-7 kelas bunda sayang (bunsay) Ibu Profesional (IP). Di zona ke-7 ini kita diberikan tantangan atau tugas secara individu dan kelompok.
Salah satu tugas individunya adalah mengambil kesimpulan dari pembahasan kelompok yang presentasi lewat facebook grup. Kali ini kelompok Ciciboba (IP Cirebon Raya, Cianjur, Bontara, dan Batam) mempresentasikan tentang pendidikan seksualitas sejak dini.
Hasil diskusi kelompok Ciciboba menunjukkan kalau pendidikan seksualitas sejak dini ini dimulai dari keluarga. Orang tua sebaiknya memberikan pendidikan seksualitas sedini mungkin.
Hal tersebut dilakukan agar orang tua bisa memberikan rasa nyaman dan aman untuk berkomunikasi seksualitas pada anak. Lalu, bagaimana cara menciptakan rasa nyaman dan aman pada anak?
Tentu saja rasa nyaman dan aman itu tidak serta merta bisa muncul dalam waktu singkat. Akan tetapi dibutuhkan sebuah proses yang berkesinambungan dan kerjasama yang baik antara ayah dan bunda (kedua orang tua).
Baca juga,
Kenali 5 Model Pengasuhan Ayah
Rasa nyaman dan aman pada anak bisa terbangun melalui interaksi yang diciptakan ayah dan bundanya. Setiap interaksi yang melibatkan anak dengan orang tua merupakan kesempatan untuk mengajari anak-anak mengenai nilai-nilai, termasuk seks dan seksualitas.
Kelompok Ciciboba menyebutkan kemesraan dan keharmonisan hubungan antara ayah dan bunda bisa menjadi awal pendidikan seks dan seksualitas sejak dini. Ada beberapa manfaat kemesraan orang tua terhadap pendidikan seksualitas anak,
Melihat manfaat-manfaat itu, saya pun teringat dengan sebuah buku ‘Bunda, Seks itu Apa sih? Cara Cerdas dan Bijak Menjelaskan Seks Pada Anak’ karya Nahda Kurnia Ellen Tjandra.
Buku ‘Bunda, Seks itu Apa sih? Cara Cerdas dan Bijak Menjelaskan Seks Pada Anak’ karya Nahda Kurnia Ellen Tjandra menyebutkan ada 3 nilai yang bisa didapatkan anak ketika ia berinteraksi dengan orang tuanya,
Nilai-nilai keseharian
Nilai-nilai yang didapatkan dari interaksi keseharian ini adalah pembelajaran yang bisa dilakukan dari kegiatan sehari-hari. Menanamkan nilai-nilai keagamaan juga bisa dilakukan melalui kegiatan sehari-hari dengan contoh-contoh konkret.
Nilai dari sari tauladan
Nilai-nilai yang didapatkan dari mencontoh tingkah laku kedua orang tua ini juga sangat mungkin, didapatkan anak-anak ketika melakukan interaksi dengan ayah dan bunda.
Nilai-nilai yang perlu dikaji lebih dalam
Adakalanya kita berhadapan dengan nilai-nilai yang sebelumnya belum pernah kita ketahui atau nilai baru dalam kehidupan. Oleh karena itu, kita perlu menggali dan mengkaji nilai-nilai tersebut lebih dalam.
Mengetahui kalau interaksi antara anak dan orang tua begitu bernilai, membuat kita (ayah dan bunda) perlu memiliki cara komunikasi yang baik pada anak, khususnya dalam mengajarkan seks dan seksualitas. Kira-kira bagaimana caranya, ya?
7 Cara komunikasi seksualitas pada anak
Pasti kita sebagai orang tua memiliki kebingungan bagaimana cara mengkomunikasikan masalah seks dan seksualitas ini pada anak-anak? Kapan waktu yang tepat membicarakan seks dan seksualitas ini?
Jawabannya saya temukan dalam buku ‘Bunda, Seks itu Apa sih? Cara Cerdas dan Bijak Menjelaskan Seks Pada Anak’ karya Nahda Kurnia Ellen Tjandra juga. Buat sahabat Lithaetr, saya rangkumkan sedikit cara berkomunikasi seksualitas pada anak, berikut ini;
Ketahui dahulu tahapan pemahaman anak
Ketika anak bertanya tentang permasalahan yang sensitif, jangan panik, ada baiknya tanyakan dulu seberapa jauh anak mengetahui tentang sesuatu yang dia tanyakan itu. Dengan mengetahui tahapan pemahaman anak, kita dapat memberikan arahan dan jawaban yang sesuai dengan tingkat pengetahuan anak.
Menyampaikan nilai-nilai yang dianut oleh keluarga
Seperti yang sudah disinggung di atas kalau anak-anak bisa menagkap nilai-nilai dari berinteraksi dengan orang tuanya. Oleh karena itu, ketika berbicara tentang seks dan seksualitas pada anak juga tanamkanlah nilai-nilai yang dianut oleh keluarga. Baik itu nilai agama, sosial, kultural, dan lain sebagainya.
Ciptakan komunikasi dalam bentuk diskusi
Anak-anak zaman now itu terkenal kritis, karena itu ada baiknya ketika mengkomunikasikan tentang seks dan seksualitas ini bisa dalam bentuk diskusi ringan.
Baca juga,
Berikan jawaban singkat dan jelas
Daya tangkap anak-anak terhadap kata-kata masih sederhana, tidak sekompleks orang dewasa. Maka dari itu ada baiknya komunikasi seksualitas pada anak pun gunakanlah bahasa yang singkat dan jelas.
Jadilah pendengar yang baik
Ada masa dimana anak-anak juga hanya butuh didengarkan cerita dan pendapatnya. Tidak melulu harus memberikan komentar dan merasa paling benar, jadilah pendengar yang baik di kala anak hanya ingin berkeluh kesah.
Bersabar
Bagi orang tua yang memiliki anak-anak usia balita pasti sering mendapatkan pertanyaan yang sama berulang kali. Marilah bersabar dalam menghadapi setiap pertanyaannya, sebab itu merupakan salah satu proses dia mencari rasa nyaman dan dia sedang ingin membuktikan kalau kita (orang tuanya) adalah google berjalan buatnya.
Santai dan lakukan dengan cinta
Ketika menghadapi pertanyaan anak, usahakan jangan panik dan tetap santai, sehingga kita bisa menjawab pertanyaan anak dengan tepat. Kemudian, kaitkan permasalahan seks dan seksualitas ini dengan kegiatan saling menghargai diri sendiri dan orang lain, serta saling mengasihi satu sama lain dengan sebuah ikatan yang sudah sah secara agama dan hukum negara.
Itulah 7 cara komunikasi seksualitas pada anak. Bagaimana sahabat Lithaetr, sudah mulai ada gambaran tentang berbicara masalah seks dan seksualitas dengan anak, kan? Yuk, berikan tanggapannya di kolom komentar dan buat yang sudah punya pengalaman, silakan ceritakan pengalamannya ya, agar kita sama-sama saling belajar. Terima kasih.
Komentar
Posting Komentar